Minggu, 02 Juni 2019

masih tentang kemarin

ku kira cerita tentangmu sudah takkan pernah ada lagi.
tapi ku salah, tepatnya kemarin Sabtu 16 Maret 2019 kau membuat cerita lagi dalam hidupku.
cerita yang mungkin hanya dapat ku nikmati sendiri.
tapi tak mengapa, ku sudah terbiasa dengan semua rasa itu.
ceritanya bermulai saat kau duduk disampingku "lagi".
tak pernah terbayangkan akan seperti itu keadaannya.
perasaan yang coba ku kubur selama hampir satu bulan, kemarinpun muncul dengan gagahnya.
"sial"(ucapku dalam hati)
kenapa harus seperti ini lagi, mengapa mudah sekali perasaan itu muncul saat sudah bersusah payah ku kubur dalam - dalam!
perasaan itu tersenyum dengan sangat lama hingga kelas berakhir.
tingkah bodohku pun muncul saat aku bingung harus berbuat apa.
ingin ku ajak berbincangpun bibirku tak dapat mengucapkan sepatah atau dua patah kata kepadanya.
mati dan membeku begitu saja.
ah hati, lemah sekali kau!
aku benci pada hatiku sendiri!!






ditulis di jam kosong saat bekerja, namun baru diketik hari ini 02/06/2019 20:56

Selasa, 05 Februari 2019

Menyerah atau lanjutkan


Masih di tempat yang sama, kebetulan sedang tanggal merah hari itu dibulan feburari 2019.
Sehabis membahas tuntas tentang gelisahanku kepada teman yang begitu dekat dengan seseorang yang kusuka.
Setibanya dirumah, aku menyadari satu hal.
Jika perasaanku tak salah, namun waktulah yang mempertemukanku dengan keadaan yang salah.
Sebetulnya aku tidak ingin berjuang sebagaimana orang yang harus memperjuangkan perasaannya.
Yang ku tau, jika dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu, dia takkan mau melihatmu berjuang sendirian.
Karna cinta yang baik adalah yang memperjuangkan apa yang seharusnya diperjuangkan bersama bukan hanya seorang diri.
Aku masih tak bisa berharap banyak dengan perasaan yang masih ku jaga entah sedari kapan dan akan sampai kapan.
Jalanku masih abu, belum nampak harus ku arahkan kemana.
Yang sampai saat ini ku belum ketahui dengan pasti, yaitu perasaannya.
Entah apa yang dia rasakan padaku.
Aku tak dapat menebaknya sedikitpun.
Sesulit itu menembus perasaannya.
Mungkin ini hal tersulit yang pernah ku alami, yaitu mengendalikan pikiran dan perasaanku yang ingin sekali masuk sedikit kehatinya, namun sulit sekali.
Dan dengan usaha seperti apa yang layak ditunjukan untuknya.
Sampai saat ini dia masih ku pantau dari kejauhan karna aku belum berani untuk mengambil langkah yang nyata.
Aku masih disini, menunggu waktu yang tepat.
Semoga munculku nanti akan membawa harapan bukan perpisahan.
Semoga dan aamiin.



Anita Rahman, ku menulis ini di hari selasa yang abu di tanggal 5 februari 2019 tepatmya di rumah yang sama waktu 23.30 Jakarta Bagian Duren Sawit. Tapi aku baru mengetiknya masih di tempat yang sama dan diatas kursi yang tak pernah berubah bentuknya. Tepatnya jam 11.26 hari ini, rabu 6 februari 2019 waktu Jakarta Bagian Selatan

Jatuh cinta lagi


Minggu, di awal februari 2019 tepatnya didalam rumah kecil yang sudah 20 tahun lebih aku tinggali, dengan kondisi hujan yang cukup deras diluar rumah, kemudian ditemani suara gemuruh petir yang menyambar berkali – kali.
Aku yang sedari kemarin dibuat galau karena merasa jatuh cinta lagi untuk kedua kalinya pada orang sama.
Ya… aku jatuh cinta lagi untuk kedua kalinya pada orang yang sama.
Orang yang sampai saat ini aku tak pernah tau tentang perasaannya.
Orang yang tak pernah melihat kehadiranku.
Tak pernah memberi sedikitpun harapan padaku.
Tak pernah peduli padaku.
Apalagi pada perasaanku.
Padahal dia adalah orang yang selalu saja singgah dipikiranku.
Selalu dan akan tetap begitu.
Aku tak pernah paham dengan jalan cintaku sendiri.
Jika ditanya soal mau sampai kapan aku tak berani mendekatinya, aku takkan mungkin bisa menjawab.
Karna aku sendiripun tak pernah tau akan sampai kapan memendam perasaan ini.
Semoga waktu dapat mempertemukan aku diwaktu dan dikeadaan yang tepat, semoga dan aamiin.


Anita Rahman, ku menulis ini di hari minggu yang dingin di tanggal 3 februari 2019 tepatnya di Jakarta bagian duren sawit. Tapi aku baru mengetiknya di tempat yang sama dan dikursi yang sama hari ini, rabu 6 februari 2019. Tepatnya jam 09.30 waktu Jakarta Bagian Selatan

Untukmu yang kemarin katanya menyukaiku



Mungkin perasaanmu benar, yang pernah menilai jika sikapku berubah dari awal kita pertama kali bertemu.
Ya, baru sekarang aku membenarkan penilaianmu itu.
Mungkin sekarang akan muncul pertanyaan “mengapa baru sekarang menjelaskannya?”
Akan ku jawab, “ karena aku menunggu waktu yang tepat”.
Jujur saja, aku hanya berniat berteman baik denganmu.
Bukan untuk menjadi yang special dihidupmu.
Akupun tidak sedang mencari, aku sedang memperbaiki diri.
Karena aku ingin ditemukan oleh orang yang tepat dan di waktu yang tepat.
Aku sudah tidak ingin lagi membuang waktu berhargaku untuk orang yang salah “lagi”.
Jujur aku sudah lelah untuk semua itu.
Maka dari itu, sikapku berubah ketika ku tau kau sebaik itu karna kau menaruh rasa padaku.
Bukan aku tidak suka jika ku tau kau yang menyukaiku, aku hanya tidak ingin membuatmu berharap.
Mungkin dengan caraku acuh padamu, membuat dirimu sadar jika rasa sayang yang diungkapkan sebelum adanya AKAD takkan ada artinya.
Selagi lagi aku minta maaf, aku bukan menjauhi atau lupa padamu.
Aku hanya tidak ingin membuatmu terus menerus berharap.
Semoga kita tetap menjadi teman baik tanpa melibatkan perasaan.


Tertanggal hari ini
Masih ditempat yang sama



Salam dari temanmu
anita rahman, 31 Januari 2019

Minggu, 28 Oktober 2018

peluk aku ya Rabb

malam tadi, aku baru bisa memejamkan mata sekitar pukul 1 sepersekian menit.
kemudian, tak lupa ku pastikan alarm di handphoneku terjadwal pada jamnya.
setelah melakukan rutinitas sebelum tidur, aku berusaha memejamkan mata dan berkata " ya Allah bangunkan aku jam 3 pagi, aku ingin solat malam",
entah mungkin memang malam itu merupakan kesempatan untuk berjumpa dengan Rabbku diwaktu sepertiga malam yaag sangat ku nantikan,
aku bangun untuk mematikan alarm yang berdering lalu ku beranjak untuk mengambil air wudhu,
selesai solat. aku menangis disepanjang doaku, aku tak kuat mengadukan beban cobaan yang datang padaku saat ini,
jika ada mata yang dapat melihatku tadi malam, mungkin dapat membaca bagaimana rapuhnya diri ini.
badanku bergetar, pipiku basah karena deraian air mata yang tak kunjung menyudahi,
"apakah harus seberat ini ya Rabb, mengapa cobaan ini datang bertubi - tubi",
"apa Kau tak salah memberikan ujian ini padaku? mengapa harus aku yang merasakan sakit seperti ini, ini sakit sekali ya Rabb"
aku menangis sejadinya, aku tak peduli jika aku lemah dihadapan Rabbku sendiri, biar Dia tau aku tak mampu berjuang seorang diri, aku sangat membutuhkan uluran kasih sayangNya,
"ya Allah, jika Kau titipkan rasa sakit ini padaku, titipkan juga kekuatan agar aku dapat melewati semua ini",
"bawa diri ini lebih dekat padaMu, karna hanya padaMu lah aku kembali ya Rabb",
"peluk diri ini ya Rabb, jangan tinggalkan aku seorang diri"
setelah semua perasaan yang mengganjal dihatiku ini ku ceritakan pada Rabbku, hati ini mulai dapat bernapas lagi,
"aku percaya jika kuasaMu lebih besar dari apapun yang ada disemesta ini ya Rabb, dan masalahku ini pasti akan segera menemukan jalan keluar, aku percaya pertolonganMu akan segera ku temui,
bantu aku menemukan jalanNya dan pertemukan aku dengan orang - orang yang selalu membuatku mengingatMu ya Rabb",
"ya Rabb, peluklah aku. berikanlah kekuatan untuk menghadapi semuanya"

Sabtu, 18 Agustus 2018

boleh aku rindu?

hai....
iya kamu yang sedang menari - nari indah dalam pikiranku
aku rindu....
aku tau jika hanya aku yang merasakannya dan sama sekali tidak ada harapan untuk dapat dirindukan kembali olehmu
aku tidak jahat bukan?
membiarkan perasaan ini tetap tumbuh ditempat yang bukan seharusnya
dan bukan jalannya pada tepatnya
tapi kubiarkan tumbuh dan terus berkembang setiap saatnya
ya tak apa, biarpun sakit aku tetap menikmatinya
karna bagaimanapun aku tidak pernah memaksakan keadaan untuk dapat kau terima dan mengerti
biarkan saja seperti ini jalannya
aku tak pernah menyesali apapun
karna disepertiga malamku, selalu kusisipkan namamu
nama yang tidak akan asing bagiNya
akupun tak tau bagaimana harus menyampaikannya
aku hanya tau perasaan ini muncul dan tumbuh begitu saja
andai bisa kuberikan saja perasaan ini padamu biar tak perlu kurasakan lagi pedihnya rindu sendiri seperti ini
kejam kau rindu
selalu datang tanpa mengenal waktu
kau tau jika ini sakit?
mungkin kau takkan mau tau dan takkan pernah ingin mencoba untuk tau seperti apa rasanya
sekali lagi aku rindu....
rindu ingin sekali ku sapa dirimu dalam dunia nyata dan dalam dunia mayaku
tapi aku tak bisa melakukannya
karna aku mengerti dengan keadaan yang mempertemukanku dengan perasaan ini
aku paham, dan aku juga tau siapa diriku
maka dari itu aku tak pernah bermimpi dapat balasan senyum darimu baik dalam nyata ataupun mimpiku
sekali lagi aku tidak kejam padamu
aku hanya tegas pada perasaanku
perasaan yang ku simpan sendiri yang hanya dapat tersyairkan lewat doa
tau kah kamu?
iya kamu yang kurindu....
tenang hati ini setelah menyebut namamu dalam doa disepertiga malamku
karna hanya dengan cara itu aku bisa mengeluarkan seberapa rindunnya dan seberapa rapuhnya diri ini
mungkin sampai kapanpun kau takkan pernah tau, sekali lagi takkan pernah tau
biar aku dan Rabbku yang tau seberapa dan bagaimana aku melewatkan hari - hariku dengan rindu yang tertanam, dengan perasaan yang ingin dianggap ada, dan dengan harapan yang hanya dapat kusyairkan dalam doa
biar rindu ini datang dan tinggal dengan sendirinya
biar ia terbiasa dengan keadaan yang amat menyiksa ini
biar rindu itu terbiasa dengan dinginnya harapan dan pahitnya sebuah kenyataan
sekali lagi untukmu rindu, sesering apapun kau datang dan menghantui perasaanku, aku takkan pernah kalah dalam menyaksikan pahitnya sebuah kenyataan
rindu itu bukan berat dilan, tapi sakit.....



Sabtu, 11 Agustus 2018

seharusnya tidak seperti ini

jelas ini bukan jalanku
menyukai seseorang yang sudah memiliki kekasih dalam hidupnya
entah karna takdir yang telat mempertemukan ku dengannya, atau memang harus seperti ini jalan ku bertemu dengannya
ya walaupun aku yang menyukainya bukan berarti aku memiliki ambisi untuk merusak hubungannya dengan kekasihnya itu
tidak, tidak sama sekali
aku hanya berusaha secakap mungkin menyimpan perasaan ini tanpa harus memberi tanda atau apalah itu untuk menunjukan jika aku menyukainya
sekali lagi tidak, aku tak terlatih untuk menjadi PHO
aku hanya geram pada perasaanku sendiri
mengapa aku baru mengetahui jika dia sudah memiliki kekasih saat aku sudah benar - benar menyukainya?
itu yang selalu ku sesalkan sampai aku sendiri bingung harus berbuat apa
memendam perasaan buatku cukup mudah, tapi tidak semudah pada kasus seperti ini
buatku, selalu tau jika dia dikelilingi orang - orang yang begitu menyayanginya sudah cukup membuatku berucap syukur
tanpa ada campur tanganku, dia sudah cukup bahagia dan aku harap dia akan selalu bahagia walaupun bukan denganku atau dengan caraku
aku akan tetap mengamatinya dalam doaku
doa yang begitu sederhana
tapi taukah kau perasaanku?
perasaan yang tadinya dingin, namun saat pertama kali berbicara dengannya, tak ada lagi jarak antara waktu dengan senyuman dibibirku
aku ingat hari dimana pertama kali kita berucap satu sama lain
yang bisa ku rasakan sampai sekarang aku mengetiknya dalam tulisanku
indah, dan begitu bahagia
itulah yang membekas hingga saat ini
disatu sisi aku ingin mengenalnya lebih dari yang lain, disisi lain aku harus sadar jika aku bukan siapa - siapa dihidupnya
rumit namun terasa sakit
jujur aku benci berasa dalam posisi ini
mengapa aku yang dipilih untuk merasakan perasaan yang seharusnya tak kurasakan
jika boleh ku putar waktu, aku ingin merasakan kesempatan untuk bisa dekat dan mengenalnya lebih dari siapapun
aku ingin aku yang selalu hadir dalam hidupnya
tapi jika memang hanya dengan cara seperti ini aku dipertemukan olehnya
aku selalu tak lupa untuk berucap syukur
bersyukur bisa mengenalnya walaupun hanya sebatas ini
aku bersyukur atas perasaan yang ku miliki saat ini bukan karna aku menginginkan dia segera putus dengan kekasihnya
melainkan, aku bersyukur sudah memiliki perasaan yang mungkin akan ku jaga sampai entah kapan bisa kuungkapkan
hai kekasih orang, jangan bilang jika rindu itu berat
rindu itu berat karna kita merindukan kekasih orang lain
bolehkah aku bermimpi menjadi kekasihmu satu malam ini saja?
hahahhaahaha jangan diabaikan, ini sungguhan
ah sudahlah, biarkan aku yang bermimpi dan biarkan aku yang merawat perasaan ini entah harus sampai sebesar apa dan untuk berapa lama
untuk dirinya yang ku maksud dalam tulisanku
selalu bahagia dengan apapun yang kau jalani, jangan biarkan orang yang mengharapkanmu dalam diam ini merasa tak berdaya
selalu sehat dan terus menebar kebaikan pada siapapun
aku selalu mengagumi caramu melihat duniamu dengan kacamatamu
sudah jangan hiraukan perasaanku, biarlah perasaan ini tumbuh layaknya tanaman yang butuh matahari yaitu dari semangatmu dan air yang ku artikan sebagai kasih cintamu terhadap siapapun yang kau cintai
hai kekasih orang, bolehkah aku rindu?