Langsung ke konten utama

Menyerah atau lanjutkan


Masih di tempat yang sama, kebetulan sedang tanggal merah hari itu dibulan feburari 2019.
Sehabis membahas tuntas tentang gelisahanku kepada teman yang begitu dekat dengan seseorang yang kusuka.
Setibanya dirumah, aku menyadari satu hal.
Jika perasaanku tak salah, namun waktulah yang mempertemukanku dengan keadaan yang salah.
Sebetulnya aku tidak ingin berjuang sebagaimana orang yang harus memperjuangkan perasaannya.
Yang ku tau, jika dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu, dia takkan mau melihatmu berjuang sendirian.
Karna cinta yang baik adalah yang memperjuangkan apa yang seharusnya diperjuangkan bersama bukan hanya seorang diri.
Aku masih tak bisa berharap banyak dengan perasaan yang masih ku jaga entah sedari kapan dan akan sampai kapan.
Jalanku masih abu, belum nampak harus ku arahkan kemana.
Yang sampai saat ini ku belum ketahui dengan pasti, yaitu perasaannya.
Entah apa yang dia rasakan padaku.
Aku tak dapat menebaknya sedikitpun.
Sesulit itu menembus perasaannya.
Mungkin ini hal tersulit yang pernah ku alami, yaitu mengendalikan pikiran dan perasaanku yang ingin sekali masuk sedikit kehatinya, namun sulit sekali.
Dan dengan usaha seperti apa yang layak ditunjukan untuknya.
Sampai saat ini dia masih ku pantau dari kejauhan karna aku belum berani untuk mengambil langkah yang nyata.
Aku masih disini, menunggu waktu yang tepat.
Semoga munculku nanti akan membawa harapan bukan perpisahan.
Semoga dan aamiin.



Anita Rahman, ku menulis ini di hari selasa yang abu di tanggal 5 februari 2019 tepatmya di rumah yang sama waktu 23.30 Jakarta Bagian Duren Sawit. Tapi aku baru mengetiknya masih di tempat yang sama dan diatas kursi yang tak pernah berubah bentuknya. Tepatnya jam 11.26 hari ini, rabu 6 februari 2019 waktu Jakarta Bagian Selatan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hi, i'm back

Ini adalah diary pertama yang ku tulis setelah ratusan purnama, cerita pertama ini bukan tentang orang lain. Tapi ini adalah sefruit cerita kehidupan, moment of the truth, atau bahkan hal - hal random yang mungkin gak bisa dibagikan ke semua orang. Jadi yang tau link ini adalah orang yang beruntung karena kamu martabak. Eaaa Btw hari ini kebetulan pagi tadi aku lagi diuji banget mentalnya, sampai didetik aku ngetik pesan itupun aku sambil gemeteran plus hampir keringet dingin krn difitnah yang bukan - bukan sama orang yang sudah ku anggap seperti keluarga. Aku gak akan ceritain detailnya seperti apa, tapi yang aku petik dari kejadian itu adalah bahwa setiap orang itu pasti punya traumanya masing - masing, jadi please be aware dan jangan pernah mainin trauma orang. Sekecil apapun bentuk traumanya! Tapi karena aku bukan anak psikologi jadi aku gak punya penjelasan ilmiah yang gimana - gimana tentang hal ini. Yang jelas dari kejadian hari ini aku sadar, bahwa toxic people itu pasti ada di...

Untukmu yang kemarin katanya menyukaiku

Mungkin perasaanmu benar, yang pernah menilai jika sikapku berubah dari awal kita pertama kali bertemu. Ya, baru sekarang aku membenarkan penilaianmu itu. Mungkin sekarang akan muncul pertanyaan “mengapa baru sekarang menjelaskannya?” Akan ku jawab, “ karena aku menunggu waktu yang tepat”. Jujur saja, aku hanya berniat berteman baik denganmu. Bukan untuk menjadi yang special dihidupmu. Akupun tidak sedang mencari, aku sedang memperbaiki diri. Karena aku ingin ditemukan oleh orang yang tepat dan di waktu yang tepat. Aku sudah tidak ingin lagi membuang waktu berhargaku untuk orang yang salah “lagi”. Jujur aku sudah lelah untuk semua itu. Maka dari itu, sikapku berubah ketika ku tau kau sebaik itu karna kau menaruh rasa padaku. Bukan aku tidak suka jika ku tau kau yang menyukaiku, aku hanya tidak ingin membuatmu berharap. Mungkin dengan caraku acuh padamu, membuat dirimu sadar jika rasa sayang yang diungkapkan sebelum adanya AKAD takkan ada artinya. Selagi l...

Aku ingin kembali

Aku rindu masa laluku Masa dimana aku tau siapa diriku dan semua yang ku jalani terasa begitu sederhana Masa lalu yang ringan bebannya, sehingga banyak tawa yang tercipta namun dukapun tak terlalu membebaniku Saat ini, aku merasa sudah melangkah terlalu jauh Aku tersesat dalam jalan yang begitu dingin dan entah kemana aku harus kembali melangkah Aku tidak mengenal lagi siapa diriku, dan hatiku pun beku seperti mati rasa Aku ingin berhenti saat ini juga, karna aku mulai lelah mencari jalan mana yang harus ku lalui Aku bahkan tak ingat kapan terakhir kalinya aku tersenyum tanpa beban Aku merindukan suasana itu Suasana kedamaian dan ketenangan tanpa dibayang-bayangi kelamnya masa yang begitu gelap bagiku Aku ingin kembali masa itu Andai aku bisa, aku tak ingin hidup dalam kebimbangan karna tak tau arah jalan hidupku sendiri Aku merasa lebih kesepian berkali lipat dibanding pada masa itu Aku seperti tak punya tujuan hidup Gelap sekali saat ini Aku takut meraba jalan ku sendi...