Langsung ke konten utama

Aku dan mereka

Apalah dayaku ketika disandingkan dengan mereka.
Mereka memang selalu diatas.
Dan aku yang selalu hanya bisa menyaksikan mereka tanpa bisa ikut menyatu didalamnya.
Jujur, aku tak mampu berdiri bersama mereka.
Mungkin, aku dimata mereka hanyalah debu yang tak dipedulikan bahkan dihargai keberadaannya.
Yaps, itulah aku.
Hanya bisa diibaratkan dengan setitik debu yang tak berguna.
Aku mencoba untuk membuka diri demi bisa mengikuti jejak kalian.
Tapi, lagi-lagi usahaku tak pernah mereka lihat dan dihargai.
Aku lelah sekali, saat bersama kalian, aku berubah menjadi makhluk bodoh yang tak tau harus berbuat apa.
Hanya air mata yang terus menguatkan ku.
Aku ingin berhenti mengikuti jejak mereka.
Aku tak mau terus menerus menangis dalam keramaian, dan merasa sendiri didalam kegelapan.
Aku berjanji suatu saat nanti, akan ada waktunya disaat dimana mereka harus melihat dan menghargai keberadaanku.
Aku percaya kesempatan itu akan datang padaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hi, i'm back

Ini adalah diary pertama yang ku tulis setelah ratusan purnama, cerita pertama ini bukan tentang orang lain. Tapi ini adalah sefruit cerita kehidupan, moment of the truth, atau bahkan hal - hal random yang mungkin gak bisa dibagikan ke semua orang. Jadi yang tau link ini adalah orang yang beruntung karena kamu martabak. Eaaa Btw hari ini kebetulan pagi tadi aku lagi diuji banget mentalnya, sampai didetik aku ngetik pesan itupun aku sambil gemeteran plus hampir keringet dingin krn difitnah yang bukan - bukan sama orang yang sudah ku anggap seperti keluarga. Aku gak akan ceritain detailnya seperti apa, tapi yang aku petik dari kejadian itu adalah bahwa setiap orang itu pasti punya traumanya masing - masing, jadi please be aware dan jangan pernah mainin trauma orang. Sekecil apapun bentuk traumanya! Tapi karena aku bukan anak psikologi jadi aku gak punya penjelasan ilmiah yang gimana - gimana tentang hal ini. Yang jelas dari kejadian hari ini aku sadar, bahwa toxic people itu pasti ada di...

Untukmu yang kemarin katanya menyukaiku

Mungkin perasaanmu benar, yang pernah menilai jika sikapku berubah dari awal kita pertama kali bertemu. Ya, baru sekarang aku membenarkan penilaianmu itu. Mungkin sekarang akan muncul pertanyaan “mengapa baru sekarang menjelaskannya?” Akan ku jawab, “ karena aku menunggu waktu yang tepat”. Jujur saja, aku hanya berniat berteman baik denganmu. Bukan untuk menjadi yang special dihidupmu. Akupun tidak sedang mencari, aku sedang memperbaiki diri. Karena aku ingin ditemukan oleh orang yang tepat dan di waktu yang tepat. Aku sudah tidak ingin lagi membuang waktu berhargaku untuk orang yang salah “lagi”. Jujur aku sudah lelah untuk semua itu. Maka dari itu, sikapku berubah ketika ku tau kau sebaik itu karna kau menaruh rasa padaku. Bukan aku tidak suka jika ku tau kau yang menyukaiku, aku hanya tidak ingin membuatmu berharap. Mungkin dengan caraku acuh padamu, membuat dirimu sadar jika rasa sayang yang diungkapkan sebelum adanya AKAD takkan ada artinya. Selagi l...

Aku ingin kembali

Aku rindu masa laluku Masa dimana aku tau siapa diriku dan semua yang ku jalani terasa begitu sederhana Masa lalu yang ringan bebannya, sehingga banyak tawa yang tercipta namun dukapun tak terlalu membebaniku Saat ini, aku merasa sudah melangkah terlalu jauh Aku tersesat dalam jalan yang begitu dingin dan entah kemana aku harus kembali melangkah Aku tidak mengenal lagi siapa diriku, dan hatiku pun beku seperti mati rasa Aku ingin berhenti saat ini juga, karna aku mulai lelah mencari jalan mana yang harus ku lalui Aku bahkan tak ingat kapan terakhir kalinya aku tersenyum tanpa beban Aku merindukan suasana itu Suasana kedamaian dan ketenangan tanpa dibayang-bayangi kelamnya masa yang begitu gelap bagiku Aku ingin kembali masa itu Andai aku bisa, aku tak ingin hidup dalam kebimbangan karna tak tau arah jalan hidupku sendiri Aku merasa lebih kesepian berkali lipat dibanding pada masa itu Aku seperti tak punya tujuan hidup Gelap sekali saat ini Aku takut meraba jalan ku sendi...